
Suheni
Alumni DGTKI Angkatan Ke-V
Sekarang Mengajar di TK Raudlatul Jannah Sidorajo
Pengalaman mengikuti diklat di DGTKI NURUL Falah Surabaya.
Saat itu, siang hari sekitar pukul 2 siang saya sedang bersiap untuk menyetrika baju di rumah juragan saya sesaat setelah saya menidurkan “anak-anak”, yaitu anak majikan saya dan kedua anak saya yang masih balita. Sambil menunggu setrikanya panas, saya membaca majalah al Falah yang ada di rak buku ada sebuah tulisan di situ yang mencuri perhatian saya, yang kurang lebih isinya seperti ini “mahasiswa DGTKI belum lulus sudah habis diminta oleh lembaga-lembaga pendidikan TK” lalu saya baca sampai di akhir tulisan yang isinya “bagi yang berminat silakan hubungi………….dsb. Lalu esok harinya saya ke wartel terdekat dan menghubungi nomor yang dimaksud (ternyata nomor pak Iswandi). saya tanya berhubungan tahun kelulusan saya …dsb, pak Is saat itu menyarankan coba saja. Lalu dengan sepeda “ontel” pinjam punya tuan rumah sambil menggendong anak ke-2 saya, saya menuju kompleks Al Hikmah untuk mendaftar.
Saya mendaftar dengan urutan pertama, sampai akhirnya saya deterima menjadi bagian dari mahasiswa DGTKI angkatan V.
Saat sudah masuk di DGTKI saya sempat bimbang soal biaya. Akhirnya saya nekad meminjam kepada Yayasan TK Al Madani di mana saat itu saya juga bekerja sebagai “helper” nama kerennya. Ya nyapu, ngepel sekolahan, ya thaharah juga, semua yang bisa saya lakukan. Alhamdulillah saya dipinjami dan dengan janji saya 2 bulan lagi saya lunasi, akhirnya perjalanan saya menuju DGTKI semakin dimudahkan oleh Allah. Memang kalau kita yakin dengan niat baik kita, pasti Allah akan memberi banyak kemudahan dari jalan yang tidak kita sangka-sangka.
Kala itu setiap pagi saya kerja di TK Al Madani, lalu siangnya saya “meluncur” ke kompleks TK Al Hikmah dengan sepeda kesayangan saya pemberian salah seorang tetangga yang baik (semoga Allah melipatgandakan barokahnya, amin). Sungguh sebuah pengalaman yang tidak akan saya lupakan sampai kapanpun.
Pengalaman menarik lainnya saat saya mengikuti Diklat adalah setiap siang saya melewati jalan di Pagesangan di situ ada sebuah bengkel, yang sampai hafal tiap kali saya lewat dijuluki “hatori lewat” yang selalu saya balas dengan senyum. Dan nampaknya jawaban/balasan yang saya berikan itu membuat mereka heran dan berkata ora ngamuk kok malah ngguyu (tidak marah malah ketawa) red.
Manfaatnya bagi pengembangan kualitas hidup saya.
Alhamdulillah, sejak mengikuti diklat, satu persatu kemudahan diberikan Allah kepada kami. Contohnya saya semakin mengerti tentang pendidikan anak yang sebenarnya dan insya Allah saya terapkan kepada anak-anak saya, saya mempunyai banyak teman yang baik dan hebat.
Di kehidupan rumah tangga dan ekonomi juga Alhamdulillah saya bisa membantu suami, yang dulunya kami baru sanggup menempati kamar kost 3 x 3m, sekarang Alhamdulillah bisa “ngontrak rumah”. Alhamdulillah kami juga semakin lancar dalam membayar infaq anak pertama kami yang di pondok pesantren.
Pernah belajar dan berkesempatan menjadi bagian dari keluarga besar DGTKI merupakan hal yang sangat membanggakan dan saya yakin hal itu juga dirasakan oleh seluruh alumni.
Di lingkungan rumah saya, Alhamdulillah saya juga lebih bisa merasakan menjadi pribadi yang bermanfaat dan dibutuhkan oleh orang lain.
0 comments:
Post a Comment